Month: September 2025

Tari Tradisional: Warisan Budaya yang Tak Tergantikan

Tari tradisional adalah salah satu bentuk seni yang kaya akan nilai budaya dan sejarah. Di Indonesia, setiap daerah memiliki tari tradisional yang unik, mencerminkan keanekaragaman suku, agama, dan budaya. Tarian-tarian ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media untuk menyampaikan cerita, nilai-nilai adat, dan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi.

Sejarah Tari Tradisional

Tari tradisional sudah ada sejak zaman dahulu kala dan berkembang seiring dengan perjalanan sejarah masyarakat. Di Indonesia, tarian tradisional sering kali memiliki hubungan erat dengan upacara adat, ritual keagamaan, dan acara perayaan tertentu. Tarian ini berfungsi sebagai ekspresi rasa syukur, persembahan kepada dewa atau leluhur, dan bahkan sebagai alat komunikasi antar komunitas.

Beberapa tarian tradisional juga digunakan dalam acara kerajaan dan istana. Di era kerajaan kuno, tarian seperti Tari Bedhaya di Keraton Yogyakarta merupakan simbol kesakralan dan hanya dilakukan dalam upacara kenegaraan atau keagamaan. Ini menunjukkan bahwa tari tradisional tidak hanya menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, tetapi juga menjadi simbol kekuatan, spiritualitas, dan identitas budaya suatu bangsa.

Jenis-Jenis Tari Tradisional di Indonesia

  1. Tari Saman (Aceh) Tari Saman berasal dari Gayo, Aceh, dan dikenal dengan gerakan yang cepat dan dinamis. Tarian ini sering kali dipentaskan dalam upacara adat dan perayaan, melibatkan sekelompok penari yang bergerak serentak sambil bernyanyi. Tari Saman mencerminkan kebersamaan dan kekompakan dalam masyarakat.
  2. Tari Kecak (Bali) Tari Kecak adalah salah satu tarian terkenal dari Bali yang menampilkan puluhan penari laki-laki duduk melingkar sambil mengucapkan “cak-cak” secara berirama. Tarian ini menggambarkan kisah Ramayana, di mana tokoh membantu Rama melawan Rahwana. Tari Kecak tidak diiringi alat musik, tetapi oleh paduan suara para penari yang membuatnya sangat unik dan magis.
  3. Tari Piring (Sumatera Barat) Tari Piring adalah tarian dari Minangkabau, Sumatera Barat, di mana para penari menampilkan gerakan-gerakan lincah sambil memegang piring di kedua tangan mereka. Tarian ini menggambarkan semangat kerja keras masyarakat Minangkabau dan sering dipertunjukkan dalam acara-acara adat serta pernikahan.
  4. Tari Jaipong (Jawa Barat) Jaipong adalah tari tradisional dari Jawa Barat yang terkenal dengan gerakan energik dan ritme yang dinamis. Tarian ini berkembang dari tari rakyat dan dikombinasikan dengan seni pencak silat serta musik tradisional Sunda.
  5. Tari Bedhaya (Yogyakarta) Tari Bedhaya adalah tarian sakral dari Keraton Yogyakarta yang biasanya dipentaskan oleh sembilan penari wanita. Tarian ini mencerminkan ketenangan, keindahan, dan keanggunan. Tari Bedhaya sering kali dipentaskan dalam upacara kenegaraan atau upacara penting di keraton.

Makna dan Fungsi Tari Tradisional

Tari tradisional tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga memiliki makna mendalam dalam kehidupan masyarakat. Setiap gerakan, kostum, dan iringan musik dalam tarian mengandung simbol-simbol yang mencerminkan filosofi dan nilai-nilai adat. Beberapa tarian berfungsi sebagai sarana untuk memohon keselamatan, kesuburan, atau kebahagiaan, sementara tarian lain digunakan untuk menyambut tamu kehormatan atau merayakan peristiwa penting.

Tari tradisional juga menjadi media untuk menjaga dan melestarikan identitas budaya. Di tengah modernisasi dan globalisasi, mempertahankan tarian-tarian ini menjadi penting agar generasi mendatang tetap mengenal warisan budaya mereka.

Kesimpulan

Tari tradisional Indonesia adalah bagian tak terpisahkan dari kekayaan budaya bangsa. Setiap tarian membawa nilai-nilai yang mencerminkan keragaman dan keindahan budaya Indonesia. Dengan terus melestarikan dan mempelajari tarian-tarian ini, kita dapat menjaga identitas budaya dan meneruskan warisan luhur kepada generasi mendatang.

Rian D’Masiv Dorong Sistem Royalti yang Lebih Menguntungkan

Rian Ekky Pradipta, vokalis utama grup band D’Masiv, menyuarakan harapannya agar sistem royalti di industri musik bisa diterapkan dengan lebih adil dan menguntungkan bagi para pencipta lagu, musisi, serta penyanyi di Indonesia.

“Harapan saya adalah agar para penyanyi, pencipta lagu, dan musisi bisa merasakan kesejahteraan yang layak. Kita ingin mereka mendapatkan hak mereka secara penuh dari royalti yang seharusnya mereka terima,” ujar Rian dalam pernyataannya di Jakarta pada Jumat (21/2).

Pernyataan tersebut mencuat setelah adanya sengketa terkait hak royalti lagu “Bilang Saja” yang diciptakan oleh Ari Sapta Hernawan (Ari Bias). Lagu tersebut dibawakan oleh penyanyi ternama Agnez Mo dalam tiga konser komersial tanpa izin dari pencipta lagunya, yang akhirnya berujung pada permasalahan hukum.

Rian D’Masiv Dorong Sistem Royalti yang Lebih Menguntungkan bagi Musisi

Royalti sebagai Hak Dasar Musisi

Menurut Rian, royalti merupakan salah satu bentuk penghargaan terhadap karya seni yang telah diciptakan oleh musisi dan pencipta lagu. Oleh karena itu, sistem pengelolaan royalti yang transparan dan adil sangat diperlukan agar tidak ada pihak yang dirugikan dalam industri musik.

“Saat ini, banyak pencipta lagu dan musisi yang tidak mendapatkan hak mereka secara penuh. Padahal, musik adalah hasil karya yang membutuhkan kreativitas dan dedikasi tinggi. Sudah seharusnya mereka mendapat perlindungan dan kesejahteraan yang lebih baik,” lanjutnya.

Royalti sendiri adalah bentuk kompensasi finansial yang diberikan kepada pencipta lagu atau pemilik hak cipta setiap kali karyanya digunakan atau diputar dalam berbagai media. Namun, masih banyak kasus di mana hak ini diabaikan, sehingga merugikan para musisi.

Sengketa Royalti dalam Industri Musik

Kasus sengketa hak royalti bukanlah hal baru di dunia musik. Banyak pencipta lagu yang merasa dirugikan karena lagunya digunakan tanpa izin atau pembayaran royalti yang semestinya. Kasus yang menimpa Agnez Mo dengan lagu “Bilang Saja” menjadi salah satu contoh nyata bagaimana sistem royalti di Indonesia masih perlu perbaikan.

Ari Sapta Hernawan, sebagai pencipta lagu tersebut, mengajukan keberatan atas penggunaan lagunya dalam konser tanpa izin. Ini menunjukkan bahwa regulasi mengenai royalti perlu ditegakkan dengan lebih ketat agar hak-hak para pencipta lagu bisa terlindungi.

Harapan untuk Regulasi yang Lebih Kuat

Rian menekankan pentingnya kebijakan yang lebih jelas dalam mengatur sistem royalti, termasuk mekanisme pemantauan dan penegakan hukum yang lebih efektif.

“Saya berharap sistem yang lebih transparan dan tegas bisa diterapkan di Indonesia. Kita butuh regulasi yang menjamin bahwa setiap musisi, pencipta lagu, dan penyanyi mendapatkan hak mereka secara penuh. Dengan begitu, industri musik kita bisa lebih maju dan para pelaku seninya bisa hidup lebih sejahtera,” tambahnya.

Menurutnya, dukungan dari pemerintah dan pihak terkait sangat penting dalam menciptakan sistem yang lebih baik. Penguatan lembaga yang mengelola royalti, seperti LMK (Lembaga Manajemen Kolektif), juga menjadi salah satu langkah yang harus diperhatikan untuk meningkatkan kesejahteraan para musisi.

Kesimpulan

Sengketa royalti yang sering terjadi di industri musik Indonesia menunjukkan bahwa sistem yang ada saat ini masih perlu pembenahan. Dukungan terhadap musisi, pencipta lagu, dan penyanyi sangat diperlukan agar mereka mendapatkan hak mereka secara adil. Dengan adanya sistem yang lebih transparan dan tegas, diharapkan industri musik bisa terus berkembang dan memberikan manfaat bagi semua pelakunya.

Kesenian Leluhur Pemkot Mojokerto Gelar Lomba Patrol

Pemerintah Kota Mojokerto kembali mengadakan Lomba Patrol Ramadan, yang melibatkan ratusan siswa dari SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK, serta anggota Karang Taruna se-Kota Mojokerto.

Kesenian Leluhur Pemkot Mojokerto Gelar Lomba Patrol

Acara ini dimulai dengan pemukulan kentongan oleh Penjabat (Pj.) Wali Kota Mojokerto, M. Ali Kuncoro, bersama sejumlah tamu VVIP pada Rabu malam, 27 Maret 2024, menandai pembukaan Lomba Patrol Ramadhan 2024.

Dalam sambutannya, M. Ali Kuncoro, yang akrab disapa Mas Pj, menekankan pentingnya seni musik patrol yang telah ada sejak sebelum Indonesia merdeka, sebagai bagian dari kebudayaan yang penting untuk dilestarikan. Menurutnya, musik patrol memiliki keunikan karena alat musik utamanya adalah kentongan yang terbuat dari kayu atau bambu. Ali Kuncoro juga menyampaikan bahwa musik patrol sering digunakan masyarakat

Sebagai sarana untuk membangunkan warga agar segera sahur selama bulan Ramadan

Dengan harapan, lomba patrol ini akan menjadi agenda rutin tahunan yang mampu menarik wisatawan ke Kota Mojokerto.

Mas Pj juga mengapresiasi semangat peserta yang mengikuti lomba patrol serta pihak-pihak yang berpartisipasi, sehingga acara dapat berlangsung meriah. Lomba ini diikuti oleh 11 kelompok dari gugus SD/MI, 16 kelompok dari gugus SMP/MTs, 8 kelompok dari gugus SMA/SMK, dan 6 kelompok dari gugus Karang Taruna, dengan pemenang dari setiap kategori mendapatkan trofi, piagam, dan uang pembinaan.

Penumpang juarai lomba foto Mudik Lebaran PT KAI

Foto karya Alfery Ibrohim, jurnalis dari HU Sumatera Ekspres, yang menggambarkan dua petugas PT Kereta Api Indonesia membantu seorang penumpang masuk ke dalam kereta, telah memenangkan juara pertama dalam lomba foto jurnalis “Mudik Naik KA Ceria dan Penuh Makna” yang diselenggarakan oleh PT Kereta Api Indonesia Divre III Palembang.

Penumpang juarai lomba foto Mudik Lebaran PT KAI

Karya tersebut, yang diambil di Stasiun Kertapati Kota Palembang, berhasil mendapatkan nilai tertinggi, mengungguli puluhan karya foto lain yang turut serta dalam kompetisi tersebut. Alfery, yang dikenal dengan rambut panjangnya, berhasil menangkap semangat, keceriaan, dan juga sisi human interest dari momen Mudik Lebaran melalui lensa kameranya.

Juara kedua diraih oleh Budiman dari Sumatera Ekspres

dan juara ketiga oleh Abriansyah Liberto dari Tribun Sumsel. Selain itu, enam hadiah hiburan diberikan untuk karya favorit yang masuk tahapan final, antara lain oleh Musfahul Imam (Info Sumsel), M. Awaludin Fadjri (Anadolu), Alhadi Fadjri (Palembang Ekspres), Evan Zumarli (Sumatera Ekspres), M. Mardiansyah, dan Edwinsyah Satria.

Kegiatan ini mencakup stasiun-stasiun dalam wilayah kerja Divre III Palembang, dari Stasiun Kertapati hingga Stasiun Lubuk Linggau.

“Momen mudik lebaran ini adalah ajang keceriaan dan kebahagiaan bagi masyarakat, khususnya bagi pemudik. Kami di PT KAI khususnya di Divre III Palembang berupaya memberikan pelayanan maksimal,” tambah Yuskal.

Penyerahan hadiah pemenang dilakukan di Stasiun Kertapati, sebuah ikon di wilayah kerja Divre III Palembang, yang merupakan titik pemberangkatan dan tujuan utama dari KA lintas Kota Palembang-Lubuk Linggau dan Palembang-Rajabasa (Lampung).

Lomba dan Pameran Seni Budaya Seluruh Indonesia: Melestarikan Kreativitas dan Tradisi

Pentingnya Lomba Dan Pameran Seni Budaya

Indonesia memiliki kekayaan seni dan budaya lavishnailsspanc.com/services/ yang sangat beragam, mulai dari tarian tradisional, musik daerah, hingga kerajinan tangan yang khas setiap daerah. Untuk melestarikan warisan budaya ini, berbagai lomba dan pameran seni budaya digelar secara rutin di seluruh Indonesia. Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga sarana edukasi dan promosi budaya kepada masyarakat luas.

Lomba dan pameran seni budaya memungkinkan generasi muda untuk belajar, berkreasi, dan mengekspresikan identitas budaya masing-masing. Selain itu, kegiatan ini mendorong apresiasi terhadap keragaman budaya Indonesia, meningkatkan kebanggaan nasional, dan memupuk rasa saling menghargai antar daerah.

Jenis Lomba Dan Pameran Seni Budaya

Berbagai lomba dan pameran seni budaya di Indonesia memiliki fokus yang berbeda-beda, antara lain:

  1. Lomba Tarian dan Musik Tradisional: Peserta menampilkan tarian daerah, gamelan, angklung, dan alat musik tradisional lainnya. Kompetisi ini menilai teknik, kreativitas, dan penghayatan budaya.

  2. Pameran Kerajinan dan Seni Rupa: Meliputi pameran batik, anyaman, ukiran kayu, dan lukisan. Pameran ini memberi kesempatan kepada seniman lokal untuk memamerkan karya mereka dan memperkenalkan keunikan budaya daerah.

  3. Festival Budaya Daerah: Kegiatan ini menggabungkan berbagai lomba dan pertunjukan seni dalam satu acara, misalnya Festival Seni dan Budaya Nusantara. Festival ini menarik wisatawan lokal dan mancanegara sekaligus memperkuat identitas budaya.

  4. Lomba Cerita, Teater, dan Sastra: Peserta menampilkan pertunjukan drama, puisi, atau cerita rakyat yang mencerminkan tradisi dan nilai-nilai lokal.

Dampak Positif Bagi Masyarakat Dan Seniman

Lomba dan pameran seni budaya membawa berbagai manfaat. Bagi seniman, kegiatan ini menjadi ajang pengakuan karya dan peluang mengembangkan jaringan profesional. Kreativitas mereka dapat diapresiasi secara luas, sekaligus membuka peluang ekonomi melalui penjualan karya atau kolaborasi dengan industri kreatif.

Bagi masyarakat, kegiatan ini meningkatkan pemahaman dan penghargaan terhadap warisan budaya. Anak-anak dan generasi muda dapat belajar langsung dari seniman dan peserta lomba, sehingga budaya lokal tetap hidup dan diwariskan ke generasi berikutnya.

Tantangan Dan Upaya Pelestarian

Meski memiliki banyak manfaat, lomba dan pameran seni budaya menghadapi tantangan, seperti kurangnya dukungan dana, minimnya promosi, dan terbatasnya partisipasi generasi muda. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah, komunitas, dan sektor swasta perlu bekerja sama menyediakan fasilitas, sponsor, dan platform digital agar kegiatan seni budaya lebih dikenal dan dapat diakses oleh masyarakat luas.

Pemanfaatan media sosial dan platform online menjadi strategi efektif untuk mempromosikan lomba dan pameran seni budaya, menjangkau audiens yang lebih luas, serta meningkatkan partisipasi dari berbagai kalangan.

Kesimpulan

Lomba dan pameran seni budaya di seluruh Indonesia bukan hanya ajang kompetisi, tetapi juga sarana pelestarian, edukasi, dan promosi budaya. Kegiatan ini memperkuat identitas nasional, memberi apresiasi kepada seniman, dan mendorong generasi muda untuk terus mencintai serta melestarikan kekayaan budaya.

Dengan dukungan yang tepat dari pemerintah, komunitas, dan masyarakat, lomba dan pameran seni budaya akan terus menjadi wahana penting untuk menjaga keanekaragaman budaya Indonesia agar tetap hidup dan berkembang di tengah dinamika zaman.

Festival Ramadhan FAPERTA Gelar Lomba dan Pentas Seni

Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Pertanian (FAPERTA) Universitas Jambi (UNJA) menyemarakkan bulan suci Ramadhan dengan menyelenggarakan “Festival Ramadhan FAPERTA 2024”. Mengusung tema “Merayakan Kebudayaan dan Merajut Persaudaraan secara Keterbukaan dalam Kreatif Ramadhan: Igniting Creativity in the Holy Month”, acara ini berlangsung meriah selama dua hari, 26-27 Maret 2024.

Festival Ramadhan FAPERTA Gelar Lomba dan Pentas Seni

Festival Ramadhan kali ini menjadi yang pertama bagi FAPERTA UNJA. Bertepatan dengan Dies Natalis FAPERTA ke-61, acara ini dibuka langsung oleh Wakil Dekan 3 FAPERTA UNJA, Dr. Fuad Muchlis, S.P., M.Si., mewakili Dekan FAPERTA UNJA.

Semarak festival diawali dengan bazar yang dibuka dari pagi hingga menjelang berbuka puasa

Di sini, para pengunjung dapat mencicipi berbagai kuliner khas Ramadhan dan berbelanja berbagai produk menarik. Kemeriahan semakin bertambah dengan digelarnya berbagai lomba, seperti lomba esai, fotografi, videografi, dan poster.

Dr. Fuad Muchlis dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh dari pihak fakultas atas terselenggaranya Festival Ramadhan ini. “BEM telah mengingatkan kita bahwa bulan Maret ini merupakan bulan bersejarah bagi FAPERTA. Tepat tanggal 23 Maret 1963, FAPERTA UNJA berdiri. Untuk itu, dalam rangka Dies Natalis ke-61 dan kemeriahan Ramadhan, kami kemas menjadi satu dalam Fest Ramadhan 2024 ini,” ujarnya.

Senada dengan Dr. Fuad, Ketua BEM FAPERTA, Vadel M. Pajri, berharap festival ini dapat mempererat persatuan dan kesatuan keluarga besar FAPERTA. “Kegiatan ini merupakan momen istimewa bagi seluruh mahasiswa FAPERTA. Saya harap dengan diselenggarakannya acara ini, persatuan dan kesatuan FAPERTA semakin erat dan menghasilkan generasi yang berprestasi,” harapnya.

Puncak kemeriahan Festival Ramadhan FAPERTA 2024 ditandai dengan pentas seni dari berbagai Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) di FAPERTA. Acara kemudian dilanjutkan dengan pemotongan tumpeng, pengumuman pemenang lomba, pembagian hadiah, dan buka puasa bersama seluruh keluarga besar FAPERTA.

Festival Ramadhan FAPERTA 2024 menjadi bukti nyata semangat mahasiswa FAPERTA UNJA dalam merayakan bulan suci Ramadhan dengan penuh kreativitas dan mempererat tali persaudaraan. Semangat kebersamaan dan kekeluargaan yang terjalin diharapkan mampu menjadi modal berharga bagi FAPERTA untuk terus berkembang dan maju di masa depan.

Seni Kriya: Pengertian Sejarah dan Contoh Menarik

Seni kriya adalah salah satu cabang seni rupa yang menitikberatkan pada keterampilan tangan dalam menciptakan karya yang bernilai seni sekaligus memiliki fungsi praktis. Dalam sejarahnya, seni kriya telah menjadi bagian penting dari budaya di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Pengertian Seni Kriya dan Contohnya

Seni kriya berasal dari kata “kriya” dalam bahasa Sanskerta yang berarti “pekerjaan” atau “karya”. Dalam konteks seni, seni kriya mengacu pada hasil karya yang dibuat dengan keterampilan tangan dan sering memiliki fungsi praktis. Contoh seni kriya meliputi kerajinan anyaman, batik, ukiran kayu, dan keramik.

Sejarah Seni Kriya

Sejarah seni kriya di Indonesia sudah ada sejak zaman prasejarah. Pada masa itu, seni kriya berfungsi sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti alat makan, senjata, dan perlengkapan berburu. Seiring waktu, seni kriya berkembang menjadi karya yang memiliki nilai estetika dan sering digunakan dalam upacara adat atau sebagai hiasan.

Salah satu contoh seni kriya tradisional yang terkenal adalah ukiran Jepara. Seni ukir ini telah menjadi ikon seni kriya di Indonesia dengan motif-motif khas yang indah.

Fungsi Seni Kriya

Seni kriya memiliki beberapa fungsi utama, yaitu:

  1. Fungsi Praktis
    Banyak seni kriya yang dibuat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, seperti anyaman bambu untuk membuat keranjang atau keramik untuk peralatan makan.
  2. Fungsi Estetika
    Seni kriya sering digunakan untuk mempercantik ruangan, seperti hiasan dinding atau patung.
  3. Fungsi Simbolik
    Beberapa seni kriya memiliki makna simbolik dan sering digunakan dalam upacara adat atau keagamaan.
  4. Fungsi Ekonomi
    Seni kriya juga berkontribusi pada perekonomian dengan menjadi produk kerajinan yang dipasarkan secara lokal maupun internasional.

5 Contoh Seni Kriya

  1. Batik
    Batik adalah seni kriya tekstil yang memadukan keindahan motif dan teknik pewarnaan kain. Batik Indonesia bahkan telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO.
  2. Ukiran Kayu
    Contohnya adalah ukiran dari Jepara yang terkenal dengan kehalusan dan detailnya.
  3. Anyaman
    Kerajinan anyaman seperti tikar, tas, atau keranjang yang terbuat dari rotan atau bambu.
  4. Keramik
    Kerajinan keramik seperti vas bunga, piring, atau patung.
  5. Logam
    Seni kriya logam seperti perhiasan, senjata tradisional, atau alat musik.

Kesimpulan

Seni kriya adalah bukti keindahan dan keterampilan tangan manusia. Dengan berbagai fungsi dan ragamnya, seni kriya tidak hanya memperkaya budaya tetapi juga memberikan manfaat praktis dalam kehidupan sehari-hari. Mulailah mengenal dan mencintai seni kriya untuk melestarikan warisan budaya kita.

Meriahnya Festival Bedug di Jakarta

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono, menyatakan bahwa Festival Bedug Tingkat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2024 adalah bentuk pelestarian budaya Betawi yang kental dengan nuansa Islami di Jakarta.

Meriahnya Festival Bedug di Jakarta

Heru berharap bahwa festival bedug ini dapat menginspirasi generasi muda untuk turut serta dalam melestarikan budaya Betawi di Kota Jakarta.

Heru juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam kesuksesan festival bedug ini.

Saya menginstruksikan Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta

Untuk terus mendorong partisipasi generasi muda Jakarta dalam berbagai kegiatan budaya, melalui pelatihan, penampilan, maupun kompetisi, seperti Festival Bedug ini,” tambah Heru.

Festival bedug ini diadakan secara berjenjang dari tingkat kota/kabupaten hingga provinsi,” kata Iwan.

ANTARA/Siti Nurhaliza

Festival Bedug Tingkat Provinsi DKI Jakarta Tahun 2024 telah melahirkan lima juara, dimana Juara I diraih oleh grup dari Kelurahan Matraman, Jakarta Timur, Juara II oleh grup dari Kelurahan Balekambang, Jakarta Timur, dan Juara III oleh grup dari Kelurahan Kemayoran, Jakarta Pusat.

3 Siswi SMAN 1 Sekaran Lamongan Juara Tingkat Nasional

Tiga pelajar berbakat dari Lamongan berhasil meraih prestasi gemilang di bidang seni. Mereka mendapat gelar juara pertama dalam lomba tari tradisional tingkat nasional. Para juara tersebut adalah Livia Agni Arshamecca, Ken Titah Shobah, dan Selvi Inka Ramadhani, yang semuanya merupakan siswa kelas XI.

3 Siswi SMAN 1 Sekaran Lamongan Juara Tingkat Nasional

“Benar, setelah perjuangan keras, ketiga siswi dari SMAN 1 Sekaran ini akhirnya memenangkan juara 1 lomba tari kelompok/individu di lomba kesenian nasional yang diadakan pada tanggal 27 November,” ujar Kholifatul Mahmudah, guru pembina dari SMAN 1 Sekaran, saat berbicara dengan wartawan pada hari Rabu, 29 November 2023.

Liftah menyampaikan bahwa kejuaraan ini diraih dalam rangka memperingati Hari Guru Nasional dan diadakan secara online.

Siswa-siswi ini melakukan persiapan intensif selama kurang lebih dua minggu

termasuk latihan tari dan proses shooting video,” katanya.

Kendala cuaca mendung dan hujan pun tak menyurutkan semangat mereka, lanjut Liftah, terutama saat pengambilan gambar dilakukan di halaman sekolah.

“Mereka berlatih selama dua minggu dan melakukan take video di halaman sekolah dalam kondisi hujan, namun itu tidak mengurangi semangat mereka dalam pengambilan video,” tambahnya.

Liftah juga menegaskan komitmen sekolahnya untuk melestarikan kesenian Nusantara yang beragam, melalui pengembangan bakat para siswa agar bisa dikenal luas.

“Keikutsertaan ketiga siswa ini merupakan bagian dari upaya pengembangan bakat tari di kalangan anak-anak kami, sekaligus bentuk pelestarian kesenian Nusantara di Indonesia,” jelasnya.

“Semoga pencapaian ini menjadi motivasi bagi siswa-siswa lain untuk lebih berprestasi dan mencintai kesenian Nusantara,” harap Liftah.

Budaya dan Workshop Fotografi Sambut Hari Kartini

Dalam rangka memperingati Hari Kartini, Suku Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, bekerja sama dengan Bay Walk Mall Pluit, mengadakan serangkaian kegiatan budaya yang menarik.

Budaya dan Workshop Fotografi Sambut Hari Kartini

Kegiatan ini meliputi Lomba Fashion, Lomba Tari Nusantara, Lomba Melukis, Workshop, Hunting, dan Lomba Fotografi.

Acara ini akan berlangsung pada tanggal 20-21 April 2024, di Bay Walk Mall Pluit, Jakarta Utara. Lomba mewarnai dan melukis bertema Nusantara, untuk kategori TK, SD, dan SMP, dijadwalkan pada tanggal 20 April 2024 pukul 13.00 WIB.

Para pemenang lomba akan mendapatkan trofi dan piagam dari Suku Dinas Kebudayaan Jakarta Utara.

Adapun para juri yang akan menilai karya-karya ini terdiri dari Marjo, Ratu Adina Bachtiar, dan perwakilan dari Bay Walk Mall.

Selain itu, terdapat workshop fotografi yang akan dipandu oleh Ray Bachtiar Dradjat pada tanggal 20 April 2024, pukul 10.00-12.00 WIB. Ini akan diikuti oleh kegiatan hunting dan lomba foto, dengan objek Lomba Fashion dan Lomba Lukis, hingga selesai.

Tidak hanya itu, pada tanggal 21 April 2024, akan diadakan Lomba Tari Nusantara, dilanjutkan dengan sesi hunting foto. Pengumuman pemenang Lomba akan berlangsung pada pukul 21.00 WIB di hari yang sama.

Bagi para pecinta budaya dan fotografi, ini adalah kesempatan yang tak boleh dilewatkan untuk berpartisipasi dalam rangkaian acara yang meriah ini. Untuk informasi lebih lanjut mengenai pendaftaran, dapat menghubungi Ratu Adina Bachtiar di nomor 0822-6094-8369.

Mari rayakan keberagaman budaya Indonesia bersama-sama!

Lomba Foto Kesenian Ajang Kreativitas Fotografer

Fotografi dan seni budaya adalah dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Keduanya sama-sama berbicara tentang ekspresi, makna, dan pesan yang ingin disampaikan kepada penikmatnya. Dalam konteks inilah, lomba foto kesenian hadir sebagai wadah untuk mengapresiasi karya fotografer sekaligus melestarikan kekayaan budaya bangsa.

Lomba Foto Kesenian Ajang Kreativitas Fotografer

Lomba ini bukan hanya sekadar kompetisi untuk mencari siapa yang paling hebat memotret, tetapi juga sebuah ruang kolaborasi. Para peserta ditantang untuk mengabadikan momen seni—baik berupa tarian tradisional, pertunjukan musik, drama, hingga seni rupa—dengan sudut pandang yang unik. Hasilnya, tidak hanya tercipta karya fotografi yang memukau, tetapi juga muncul dokumentasi visual yang berharga untuk menjaga jejak budaya di era modern.

Tema Menarik dalam Lomba Foto Kesenian

Di era digital sekarang, visual menjadi salah satu media komunikasi paling efektif. Foto mampu bercerita tanpa harus menggunakan kata-kata panjang. Ketika fotografer mengabadikan sebuah pertunjukan seni, ia tidak hanya menangkap gambar, tetapi juga menyimpan emosi, dinamika gerakan, serta nilai filosofis yang terkandung di dalamnya.

Lomba foto kesenian sangat penting karena

Pelestarian Budaya
Setiap hasil jepretan kamera menjadi arsip visual yang bisa dikenang generasi berikutnya. Dokumentasi ini membantu menjaga identitas budaya agar tidak tergerus zaman.

Tema Menarik dalam Lomba Foto Kesenian

Apresiasi untuk Seniman
Dengan dipotret, karya seni seperti tarian, musik, maupun seni rupa mendapatkan ruang promosi yang lebih luas. Masyarakat bisa semakin mengenal dan menghargai karya para seniman.

Tema yang Umumnya Diangkat

Lomba foto kesenian biasanya memiliki tema tertentu agar peserta bisa lebih fokus dalam berkarya. Beberapa tema yang sering digunakan antara lain:

Tari Tradisional Nusantara: Memotret keindahan gerakan dan kostum khas daerah.

Pertunjukan Musik Daerah: Mengabadikan suasana harmoni alat musik tradisional.

Seni Rupa dan Kerajinan: Menyoroti detail karya seni patung, lukis, batik, atau kriya.

Festival Budaya: Dokumentasi meriahnya acara yang menampilkan beragam kesenian.

Tema-tema tersebut menjadi tantangan sekaligus inspirasi bagi fotografer untuk menggali sisi artistik dalam setiap jepretan.

Tips Mengikuti Lomba Foto Kesenian

Kenali Objek Kesenian
Sebelum memotret, pahami dulu esensi seni yang akan ditangkap. Misalnya, jika objeknya tari tradisional, pelajari makna gerakan dan kostum penari.

Kesimpulan

Lomba foto kesenian adalah ajang yang menggabungkan keindahan seni budaya dengan keahlian fotografi. Melalui kompetisi ini, kita tidak hanya menyaksikan lahirnya karya-karya visual yang menawan, tetapi juga ikut menjaga warisan budaya agar tetap hidup di tengah arus modernisasi.